Halo Sobat Podjok Jogja! Kalian tahu nggak, Jogja bukan hanya soal wisata alam dan kuliner lezat, tapi juga kaya dengan tradisi dan budaya yang sudah berakar sejak lama. Salah satu yang paling menarik untuk disimak adalah upacara adat Jogja. Dari keraton hingga pelosok desa, upacara adat di Jogja selalu sarat makna dan penuh simbolisme, mencerminkan kehidupan masyarakatnya yang menjunjung tinggi nilai-nilai leluhur.
Nggak heran, banyak wisatawan yang tertarik datang ke Jogja bukan hanya untuk berlibur, tapi juga untuk menyaksikan langsung upacara-upacara yang penuh keindahan dan filosofi ini. Di artikel ini, aku bakal ngajak kamu lebih dalam mengenal berbagai upacara adat di Jogja, yang nggak hanya unik, tapi juga memancarkan pesona budaya yang khas. Penasaran sama upacara adat yang ikonik itu? Yuk, kita eksplor bersama tentang sekilas kegiatan tradisi dan budaya yang ada di Jogja, simak sampai akhir ya!
10 Upacara Adat Jogja dan Tujuannya
Yogyakarta, atau yang sering kita sebut Jogja, memang nggak pernah kehabisan pesona. Kota ini bukan hanya terkenal dengan keramahan warganya dan keindahan alamnya, tapi juga dengan kekayaan tradisi yang masih lestari sampai saat ini. Setiap sudut Jogja punya cerita, dan cerita itu seringkali diceritakan lewat berbagai tradisi atau upacara adat yang masih sering dijalankan oleh masyarakatnya.
Upacara-upacara ini bukan sekadar ritual biasa, melainkan manifestasi dari nilai-nilai budaya dan spiritual yang telah diwariskan turun temurun. Dari upacara yang dilaksanakan di lingkungan keraton sampai yang dilakukan di pelosok desa, semuanya memiliki makna mendalam dan tujuan yang spesifik. Nah, berikut ini beberapa upacara adat jogja penuh filosofi yang nggak boleh kamu lewatkan:
1. Sekaten
Salah satu upacara adat Jogja yang paling terkenal adalah Sekaten, sebuah tradisi tahunan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain di Jogja, tradisi Sekaten ini juga diselenggarakan di kawasan Keraton Solo. Di Jogja, acara ini diadakan selama seminggu, mulai dari tanggal 5 hingga 11 Maulud/Rabiul Awal. Upacara dimulai dengan bunyi gamelan pusaka yang dibawa dari keraton ke Masjid Besar, dilanjutkan dengan upacara udhik-udhik, yaitu penyebaran uang logam bercampur bunga. Selama upacara ini, kamu juga bisa menikmati pertunjukan seni, budaya, dan pasar malam di sekitar Keraton Yogyakarta.
Baca Juga: Tempat Bersejarah Di Jogja: Wisata Masa Lalu yang Memikat!
2. Saparan Bekakak
Upacara adat jogja selanjutnya ada Saparan Bekakak, yakni tradisi yang dilakukan setiap bukan Safar. Sebuah prosesi pemotongan bekakak atau sebuah boneka mirip manusia yang dibuat dari tepung beras. Bekakak berarti korban penyembelihan hewan atau manusia yang dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada roh Kyai dan Nyai Wirasuta, yang dulu berperan sebagai pembawa payung Sri Sultan Hamengku Bowono I. Upacara ini juga menjadi sarana untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan bagi masyarakat.
3. Labuhan
Dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dan Kertaon Surakarta, upacara adat Labuhan ini biasanya dilaksanakan di Pantai Parangtritis atau Parangkusumo. Terdapat prosesi seperti sesajen yang diarak dari keraton sampai ke pantai yang diiringi dengan berbagai doa dan ritual. Upacara adat jogja ini dilakukan dengan tujuan untuk mempersembahkan sesajen kepada penguasa laut selatan yakni Ratu Kidul. Tradisi ini telah dilaksanakan sejak zaman dahulu hingga sekarang.
Baca Juga: Wisata Edukasi Jogja Destinasi Liburan Seru Bareng Keluarga!
4. Grebeg Syawal
Upacara Grebeg Syawal merupakan upacara tahunan yang diadakan setiap tanggal 1 Syawal atau tepat pada Hari Raya Idul Fitri. Upacara ini sebagai bentuk syukur atas selesainya puasa Ramadhan selama sebulan. Selain itu, Grebeg Syawal juga merupakan momen untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga dan merayakan kemenangan dengan berbagai kegiatan seperti prosesi gunungan berisi hasil bumi yang dibagikan kepada masyarakat.
5. Tumplak Wajik
Tradisi turun temurun Tumplak Wajik ini masih berkaitan dengan rangkaian upacara Sekaten. Upacara adat jogja ini merupakan proses pembuatan wajik, sebuah kue tradisional khas yang terbuat dari beras ketan dengan campuran gula kelapa. Upacara Tumplak Wajik umumnya diadakan tiga hari sebelum Grebeg dilaksanakan. Adonan wajik yang telah siap ditumpahkan untuk membentuk kerangka gunungan estri, dan proses ini berlangsung hanya selama 30 menit.
Baca Juga: Alun Alun Kidul Jogja: 10 Rekomendasi Aktivitas Seru di Alkid
6. Nyadran
Salah satu upacara adat jogja yang paling terkenal adalah upacara Nyadran. Tradisi budaya ini memiliki tujuan untuk mendoakan para leluhur yang telah tiada. Biasanya upacara Nyadran ini dilangsungkan mengjelang bulan Ramadhan. Nyadran juga biasanya dikenal sebagai Ruwahan, biasanya dimulai dengan prosesi membersihkan makan leluhur sampai arak-arakan menuju tempat upacara diadakan. Tradisi ini tidak hanya sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur, tetapi juga sebagai kesempatan untuk mempererat hubungan sosial antarwarga dan menjaga warisan budaya.
7. Rebo Pungkasan
Seperti namanya, upacara adat Rebo Pungkasan ini dilaksanakan setiap hari Rabu terakhir pada bulan Safar. Upacara adat ini merupakan perwujudan dari raya syukur kepada Tuhan dan Kyai Faqih Usman yang dianggap memiliki kemampuan menyembuhkan aneka macam penyakit. Konon, pada hari itu, Sri Sultan Hamengku Bowono I pernah bertemu dengan Kyai Faqih Usman. Upacara Rebo Pungkasan ini biasanya berlangsung di Desa Wonokromo, Pleret, Bantul.
8. Merti Desa
Upacara adat Merti Desa dilaksanakan sebagai bentuk syukur para masyarakat desa atas hasil panen yang melimpah. Tradisi turun temurun ini juga punya tujuan untuk menjaga kesejahteraan serta kebersamaan masyarakat. Secara harfiah, Merti Desa berarti “membersihkan desa,” yang mencakup pembersihan fisik, sosial, dan spiritual. Upacara ini tidak hanya merayakan hasil bumi, tetapi juga memperkuat ikatan antarwarga dan memastikan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat.
9. Kirab Pusaka
Upacara adat jogja satu ini dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dengan prosesi mengeluarkan serta membersihkan pusaka-pusaka keraton. Kirap Pusaka biasanya diadakan setiap bukan Suro pada kalender Jawa. Selain itu, upacara ini juga bisa dilaksanakan para peristiwa penting lain, seperti peristiwa penting atau peringatan hari besar keraton. Tradisi satu ini merupakan bagian dari rangkaian ritual dengan penuh simbolis dan makna yang mencerminkan keagungan budaya Jawa dan kearifan lokal.
10. Gejog Lesung
Memiliki tujuan yang selaras dengan upacara Merti Desa, Gejog Lesung ini merupakan tradisi dimana alat penumbuk padi dimainkan secara bersama-sama oleh para petani. Tradisi ini punya tujuan untuk menggambarkan betapa bahagianya para petani setelah menerima hasil panen mereka. Upacara Gejog Lesung biasanya dilaksanakan di beberapa wilayah Jogja, seperti Sleman, Bantul, dan Kulon Progo. Selain merayakan hasil panen, tradisi ini juga memperkuat rasa kebersamaan dan kegembiraan di komunitas petani.
Nah, itu dia Sobat Podjok Jogja! Sekilas penjelasan dari beberapa tradisi atau upacara adat jogja yang memiliki tujuan dan makna mendalam. Tradisi-tradisi ini umumnya sudah dilakukan sejak zaman dahulu dan hingga kini masih aktif dilestarikan oleh masyarakat Jogja. Setiap tradisi adat di Jogja tentu memiliki tujuan dan prosesi yang menarik, jadi jangan ragu untuk menjelajahinya lebih dalam. Mengikuti atau menyaksikan langsung upacara-upacara ini bisa memberi kamu pengalaman budaya yang kaya dan mengesankan. Selamat mengeksplor keberagaman budaya di Jogja dan ikuti terus Podjok Jogja untuk info-info menarik lainnya!
Baca Juga:
Desa Wisata Jogja: Solusi Tempat Healing Bikin Betah!
River Tubing Jogja: 8 Rekomendasi Mengikuti Arus Sungai Tenang!
Rekomendasi Aktivitas di Yogyakarta yang Seru dan Menakjubkan!